BESEMAH, adalah salah satu suku dan budaya di wilayah provinsi sumatera selatan tepatnya di daerah kaki gunung dempo. Menurut sejarah, asal-usul nama Besemah berasala dari nama ikan, yakni ikan semah, ikan jenis cyprimus. Secara morfologis, Besemah berasal dari kata dasar semah, ditambah awalan be-(ber-) yang berarti “ada”,”memiliki”, atau ”mengandung” apa yang disebut kata dasar. Besemah berarti “ada semah”-nya. Sungai tempat ditemukan ikan tersebut disebut Ayik Besemah ( Air Besemah ), yang berarti air ( sungai ) yang ada ikan semah-nya. Tanah atau daerah tempat sungai itu berada disebut Tanah Besemah yang berarti “tanah” yang disungai-sungainya ada atau banyak hidup ikan semah.
Ada juga istilah yang sering terdengar, yaitu: Jagat Besemah. Ini adalah istilah yang diberikan untuk suatu masa kekuasaan dalam sejarah wilayah Besemah. Pemerintahan ini berpusat di Besemah Lebar atau sekarang di desa Banua Keling. Masa pemerintahan ini sekitar abad 14 Masehi, yang dipimpin oleh Puyang Atung Bungsu, dan berupa pemerintahan Keratuan.
Wilayah Jagat Besemah ini meliputi Pagaralam (sekarang), dan juga sebagian Lampung, sebagian lagi wilayah di Sumatera Selatan (sebagian dari Lahat, Muara Enim, Empat Lawang), dan sebagian lagi wilayah di Bengkulu.
Pada masa pendudukan Belanda, daerah Besemah juga dikenal sebagai basis pejuang Besemah yang merepotkan Belanda. Perang terbuka antara tentara Belanda dan pejuang Besemah terjadi pertama kali pada Juni 1866. Pertempuran ini terjadi di desa Guru Agung, tak jauh dari benteng Penandingan, yang merupakan benteng pertahanan pejuang Besemah.
Kondisi perlawanan ini terus berlanjut hingga jaman kekuasaan Jepang, hingga kemudian tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Jika kita dalam perjalanan dari Lahat menuju ke Pagaralam, maka setelah memasuki wilayah Pagaralam, dan melintasi jembatan sungai Lematang, akan kita dapati tugu Besemah. Tugu yang dipucuknya terdapat patung ikan besemah.
Budaya besemah sangatlah menarik perhatian kami untuk meneliti disini karena masyarakat besemah kebanyakan masih memegang teguh budaya asli mereka khususnya di daerah pelosok kota Pagaralam. Budaya besemah sudah ada sejak zaman megalitikum, hal ini dibuktikan banyaknya batu-batu megalitik yang mengandung etnik budaya besemah. Di tanah besemah juga banyak sekali cerita-cerita yang mengandung legenda, mitos, maupun dongeng. Salah satu cerita yang hingga saat ini masih melegenda adalah cerita ATUNG BUNGSU dan SI PAHIT LIDAH yang konon dulunya berdiam di wilayah kota pagaralam ini.
Ada beberapa hal unik yang kami temukan di tanah besemah ini, namun semua itu akan kami jelaskan di bab selanjutnya mulai dari system pemerintahan, system mata pencaharian, aktivitas warga sehari-hari, ritual/upacara khusus, dan kesenian tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar